Kamis, 31 Maret 2011

Komunikasi selalu menjadi solusi


Sebenernya kalo harus jujur saya sangat prihatin dengan berita di Infotaiment yang akhir-akhir ini mengangkat isu IBU vs ANAK!. Terlepas dari siapa yang memulai dan siapa yang salah, menurut saya sosok ibu tidak bisa dipisahkan dengan anak, mereka sudah satu paket.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh ibu dengan anaknya. Mulai dari curhat, jalan bareng, berdiskusi, atau buat anak-anak perempuan biasanya mereka memasak bersama, belanja dan masih banyak hal lain yang pastinya asyik dilakukan sama ibu, mama, bunda, mami, umi atau apalah sebutan untuk sosok yang telah melahirkan kita dan kita setuju Dia selalu menjadi Ratu dalam hati kita.
Akrab dengan orang tua, bukan milik seseorang. Kita tidak harus membelinya atau bahkan menukarnya dengan uang tetapi kita bisa mendapatkannya hanya dengan kasih sayang.
Seharusnya apa yang diberitakan di infotaiment saat ini tidak pernah terjadi. Saya yakin ini semua hanya karena mis komunikasi (*bangga jadi anak fikom, hehe). Kenapa? Karena kalo kita berkomunikasi dengan baik dan benar, otomatis perpecahan, marah, ngebangkang, mengekang atau lainnya itu TIDAK AKAN PERNAH TERJADI.
Banyak yang bilang, “laaah.. kalo komunikasi mah gampang banget dah!”, tapi buktinya masih aja ada permasalahan yang awalnya cuma gagal dalam komunikasi. Apa itu yang disebut mudah?? (hehe pembelaan sebagai anak komunikasi J )
Gini deh.. dalam berkomunikasi itu ada yang disebut dengan persepsi dan interpretasi. Ketiga hal tersebut udah jadi bagian yang tidak bisa dipisahkan (persepsi-interpretasi-komunikasi). Kalo persepsi & interpretasi kita udah bagus maka komunikasi yang dilakukan pun akan positif.
Lalu apa kaitannya dengan isu yang lagi “IN” banget di infotaiment saat ini?? Saya yakin awalnya hubungan mereka baik-baik aja, tapi bukan manusia namanya kalo tidak melakukan suatu perubahan dalam hidupnya. Entah positif atau negatif, tapi mereka menyakini dalam dirinya bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah benar (memang terdengar sedikit egois, tapi itulah kenyataannya).
Untuk “kasus” artis vs ibunya, Sebenarnya ketidak terbukaan dalam hal berkomunikasi dengan orang tua menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak “kabur” dari rumah. Anak memiliki sifat tertutup bisa jadi dipicu oleh anak yang tidak terbiasa menceritakan apa yang dia inginkan, dia rasakan dan dia alami dalam kesehariannya untuk diceritakan dengan orang tua, terutama ibu.
Kasus yang lebih membuat saya miris, ketika diberitakan Ibu membunuh anak kandungnya atau Anak membunuh ibu kandungnya. Tidak jarang hal ini dipicu karena masalah ekonomi yang semakin hari semakin kejam membebani hidup mereka. Tapi percayalah kalo kita punya iman yang kuat dan bisa berkomunikasi dengan baik maka hal-hal kecil yang dapt memicu permasalahan menjadi besar akan dapat diatasi.
Kuncinya komunikasi, dengan komunikasi apapun bisa kita dapatkan. Maka jangan anggap remeh komunikasi karena tidak jarang permasalahan akan muncul karena kita melakukan kesalahan dalam berkomunikasi.
Sekarang kita perbaiki cara dan gaya komunikasi kita, untuk mengurangi berbagai permasalahan dan mencegah kesalahpahaman. Karena komunikasi selalu menjadi solusi :)

Kami Wanita, Punya Harga Diri

              Ternyata nih.. ada cerita, suatu ketika dalam forum presentasi yang pesertanya wanita, pembicara menyebut mereka “gadis”. Tidak sepatah kata pun disampaikan waktu itu sama peserta presentasi itu tetapi kemudian pembicara itu menerima telepon dari salah seorang wanita yang  mendengarkan ceramahnya itu.
            Peserta itu berkata, “Jika Anda tidak keberatan dengan saran yang saya sampaikan jangan sekali-kali menyebut wanita dengan sebutan “gadis”. Itu mengurangi makna kewanitaan.” Dan ternyata katanya nih.. di dunia bisnis pun sebutan “gadis” itu juga tidak disukai apalagi buat wanita eksekutif mereka itu tidak suka disebut “gadis” dalam segala keadaan. (khusus buat cowok : Catet tuuh!! hehe)
           Ada tips nih buat perempuan-perempuan Indonesia, jika ada seorang pria yang kayanya bertindak merendahkan diri wanita dengan manggil kamu “manis” apalagi sambil siul-siulan, maka langkah pertama pertimbangkan sikap pria itu sebelum kamu memberikan reaksi. Beberapa pria udah membentuk kebiasaan usil ini sejak lama tanpa merasa ataupun melihat kesalahan dalam prilakunya itu dan kayanya mereka juga gak bermaksud sama sekali untuk merendahkan orang lain dengan ucapannya itu (bukan maksud ngebelain cowok yaaah). 
               Dalam hal ini kata “manis” gak mencerminkan perasaan pria itu sama kamu sebagai “pria profesional” yaah.. artinya mereka Cuma iseng-iseng aja. Naaaah.. kalo kamu ngerasa direndahkan dengan ucapan pria itu, ada cara yang bisa dilakukan (cara ini sering saya lakukan juga, hehe) yaitu : ANGGAP SEPI PERKATAANNYA, terus jalan tanpa ragu harus yakin apa yang kita lakukan daaaan percaya deh cowok-cowok usil itu pasti jengkel dan mati kutu.. hihihi


Etika & Etiket


Sering banget denger orang ngomong : “dasar lu.. ga punya etika!!” atau “dimana etiket lu?!!” hihi
Cuma pengen tau aja sih.. apakah yang ngomong itu Dia uda tau perbedaan etiket sama persamaan etika?? Makanya dari pada salah ngucap terus kurang tepat, saya kasih tau deh perbedaan etika & etiket J

No

ETIKA

ETIKET

1
Etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri (apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak)
Etiket menyangkut cara suatu perbuatan yang harus dilakukan manusia secara tepat

2
Etika selalu berlaku meskipun tidak ada saksi mata
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, bila tidak ada orang lain maka etiket tidak berlaku

3
Etika merupakan aturan yang tidak bisa ditawar (sifatnya absolut)
Sesuatu yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan , bisa jadi dianggap sopan dalam budaya lain (sifatnya relatif)

4
Etika menyangkut manusia dari segi hati nurani & mental
Etiket hanya memandang manusia dari segi lahirnya saja

Pada dasarnya etika sama etiket itu kalo kita ibaratkan, mereka itu kayak adik kakak loh hehe.. artinya terlepas dari perbedaan yang ada, ternyata ada persamaan yang dimiliki sama etika & etiket juga. Diantaranya etika & etiket itu menyangkut dan mengatur prilaku manusia, menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
            Jadi kalo kamu marahin anak kecil yang “mencuri” mangga dari pohon di halaman rumah kamu, trus kamu bilang : “ehh.. bocah tengil, dasar luu gak punya etiket pake nyuri mangga gue!!” hehe bukan maksud ngetawain yang punya mangga, tapi seahrusnya dia bilang ETIKA bukan ETIKET! Alesannya?? Kamu bisa baca lagi yah penjelasannya dibagan..
            SEMOGA BERMANFAAT :)

Mari Kita Menulis, Hihi

        Awalnya menulis bukan salah satu bagian dari sekian banyak hobi yang saya miliki, tapi (karena tuntutan) sekarang menulis udah jadi bagian dalam hidup saya, sedikit berlebihan sih.. Memang gak jarang menulis itu bikin saya harus pintar-pintar merangkai kata demi kata (bukan berarti harus romantis) tapi gimana caranya kata perkata bahkan rangkaian kalimat-kalimat itu bisa menarik buat dibaca.. Memang sekarang gampang aja sih tinggal ketak ketik doang, kalo pun salah yaaah.. tinggal di backspace hihihi
            Sebenernya alasan yang paling mendasar yaitu.. sering banget saya dapet ide (menurut saya sih ide menakjubkan, hehe) ide itu bisa jadi muncul di tengah malam dalam keadaan ngantuk, dalam perjalanan, lagi kuliah, nunggu orang bahkan lagi sakit sekalipun.
            Kalo lagi nyantei katanya sih otak kita cenderung membuang pikiran dan ide-ide, dan akan selalu meminta kita buat mengingat hal tersebut pada suatu saat nanti. Naah.. salah satu cara buat memudahkan untuk mengingat biasanya saya menulisnya dengan buat catatan-catatan penting. Karena pikiran kita gak akan berfungsi secara maksimal kalo kita punya beban yang terlalu banyak. Naaaah.. kalo kita nulis apapun yang dialami dan dianggap penting atau mungkin merekamnya sama alat perekam, pasti kita akan berkata :”okay, saatnya melangkah ke ide briliant selanjutnya.” Hehe tanpa harus berpikir keras untuk mengingat apa yang kita butuhkan.
            Tapi bener loh.. ternyata seseorang yang pinter ngomong itu harus memiliki kemampuan menulis juga, naah.. buat dapet banyak referensi tentunya harus ditunjang dengan membaca atau mengupdate informasi dengan pengetahuan-pengetahuan umum supaya gak ketinggalan zaman.
            Saya mahasiswi jurusan public relations, awalnya kebanyakan dari anak-anak PR berpikir kalo kerjaan nulis itu cuma milik anak-anak jurnal, tapi ketika ikut kuliah “writing for PR”, katanya 70% dari kegiatan PR itu adalah menulis. Misalnya bikin press release, publikasi, letters, feature advertorial dan sebagainya. Makanya skill menulis juga musti diasah dan ditingkatkan. Ternyata kemampuan menulis juga merupakan nilai plus (+) loh.. khususnya buat mereka yang kurang PD kalo musti tampil di “depan panggung”. Semakin hebat menulis maka sesuai banget sama jargon salah satu produk “TALK LESS DO MORE.” Makanya saat ini juga kita harus membiasakan diri untuk mengekspresikan ide dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Selamat menulis :)